Sabtu, 31 Oktober 2009

Kiat-Kiat Pengusaha

KIAT MEMULAI USAHA
Start with a dream
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.
2. Love the products or services
Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
3. Learn the basics of business
Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik.
4. Willing to take calculated risks
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. Seek advice, but follow your belief
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Entrepreneur selalu mencari nasehat
dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya.
6. Work hard, 7 day a week, 18 hours a day
Kerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno danseharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya.
7. Make friends as much as possible
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. Deal with failures
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah untuk menghadapinya
9. Just do it, now!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan ready-aim-shoot, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan ready-shoot-aim.
KIAT KEPRIBADIAN UNTUK SUKSES SEBAGAI PENGUSAHA
Keberanian untuk berinisiatif
Kekuatan yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia atas kesuksesan orang-orang terkenal yaitu mereka selalu punya ide-ide cemerlang. Sebagau contoh seorang Donald Trump yang “mendunia” karena superioritasnya di bidang Real Estate awalnya berproses dari status bangkrut dan akhirnya berpredikat Raja Real Estate, adalah contoh dari seorang yang jenius dan berani berinisiatif. Oleh karena itu,  inisiatif adalah kekayaan semua orang, tinggal orang itu mau atau tidak untuk berinisiatif mengemukakan ide-idenya.
Tepat waktu
Sebuah hal yang pasti untuk semua orang di dunia ini tanpa terkecuali adalah bahwa kita memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Seorang yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur/manage sesuatu yang paling terbatas tersebut. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis dan berinteraksi. Memberikan perhatian lebih terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan kolega dan mitra kita.
Membuka diri terlebih dahulu
Barangkali kita pernah bertemu orang yang selalu mau tahu tentang hal pribadi orang lain namun dia terus menutup diri agar jati dirinya tidak terbuka. Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, dan selalu berprasangka buruk kepada siapa saja yang dijumpainya. Sikap ini adalah unsur yang tidak dimiliki banyak orang sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, itulah yang dicari oleh para partner sejati dan sebagian besar dari kita akan setuju bahwa tidak banyak orang yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius.
Persiapkan sikap mental
Pada saat memulai usaha banyak orang yang menggebu-gebu karena keuntungan yang didapat dari usahanya tersebut (waktu itu) berlipat ganda. Namun ketika giliran mendapat kerugian yang menghabiskan hampir 50% investasinya banyak orang yang memilih gulung tikar. Sebagai calon pengusaha, harusnya ia sudah siap dengan segala risiko kerugian. Untung dan rugi tersebut sudah menjadi hukum alam dalam membuka usaha.
Senang mempelajari hal-hal baru
Ciputra dan Aburizal Bakrie adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam bidangnya yaitu commerce. Tapi saat mereka mendirikan universitas, apakah mereka beralih sebagai seorang pendidik atau profesor? Jelas tidak, mereka tetap seorang entrepreneur, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung menerapkannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis ibarat sebagai tempat bermain yang laus dan tidak terbatas. Jadi senang belajar dan mencari hal baru adalah sebuah sikap kesuksesan.
Mulai dari yang kecil
Bila tidak ingin terjerat utang misalnya maupun tagihan lainnya di kemudian hari, cobalah membuka usaha dengan dimulai dari yang kecil. Jika ada, manfaatkan lahan dan modal seadanya yang  dimiliki. Dari pengalaman para wirausaha yang sekarang sukses, pinjaman modal dari bank, hanya untuk betul-betul tambahan saja, bukan untuk modal utamanya.
Jangan ikuti trend atau latah
Menurut logika, sebuah usaha yang berpeluang untuk berjalan lancer adalah usaha yang tingkat persaingannya kecil tetapi tingkat kebutuhan pada konsumen tinggi. Tentu dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung seperti modal, sarana dan pasar yang nyata. Untuk menekan tingkat persaingan sekecil mungkin, seyogyanya produk yang dijual orisinil (bukan jiplakan dan jangan sekali-kali usaha yang sifatnya “ngetren” sesaat.
Menguji kelayakan pasar
Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menguji kelayakan pasar antara lain melakukan survei lapangan, mewawancarai calon konsumen, menginformasikan melalui media massa (iklan) konsultasi dengan badan-badan pemerintah terkait lainnya.
Senang melayani dan memberi:
Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin, namun sebuah additional attribute dari sikap kepemimpinan adalah kebiasaan melayani dan member dan keikhlasan adalah kunci untuk sifat ini. Kebaikan lain akan terus mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan ikhlas. Tetapi, setidaknya dengan memberi dan melayani berarti menunjukkan kepada teman, kolega serta rekan kita betapa suksesnya diri kita sehingga membuat orang lebih yakin bermitra dan bergaul dengan diri kita.
Senang bekerja sama dan membina hubungan baik
Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Pendeknya modal atau minimnya pengetahuan tentang pemasaran atau teknik produksi sering menjadi hambatan bagi calon pengusaha kecil atau menengah. Agar tidak mengalami kesulitan seperti itu, tidak salahnya jalinlah kerjasama (bermitralah) dengan yang menguasai bidang tersebut. Sebagai contoh Donald Trump. Dalam serial TV The Apprentice, Trump memiliki tim yang loyal dan menjadi perpanjangan tangan dirinya dalam menemukan para calon “orang kepercayaan” yang baru.
Jarang mengeluh dan profesional
Lance Armstrong pernah berkata, “There are two kinds of days: good days and great days.”
Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Hari adalah baik jika kita tidak pernah mengeluh, walaupun suatu hari mungkin kita akan jatuh dan gagal karena setiap kali gagal, itu adalah kesempatan bagi diri kita untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana kita gagal tetap sebagai a good day (hari yang baik).
Berani menanggung resiko
Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day. Jadi, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi. Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari dan tentunya ambang kepada kesuksesan akan lebih dekat.
Berpikir positif setiap saat
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada.
Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya. Semakin positif kita menyikapi hambatan, semakin besar kesempatan kita menemukan penyelesaian atas hambatan tersebut.
STRATEGI MERAIH KEMENANGAN
a. Kekuatan untuk menang berasal dari pikiran Anda sendiri
Teddy Roosevelt, mantan presiden AS, berkata, “Seluruh sumber daya yang kita perlukan ada dipikiran.” Anda telah memiliki segala yang diperlukan untuk jadi seorang pemenang.
b. Yakinlah pada diri Anda
Tanpa kegagalan, Anda harus yakin bahwa Anda dapat mencapai tujuandalam hidup ini. Jika tak yakin memilikinya, maka Anda tidak akan mencapainya.
c. Ketahuilah sesuatu yang membuat Anda bahagia
Jika Anda adalah orang yang senang berada di tengah orang banyak sementara Anda bekerja di sebuah gudang penyimpanan, silahkan Anda memikirkan kembali pilihan karir Anda.
d. Evaluasi talenta Anda dengan jujur
Jika Anda tidak tahu kekuatan dan hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan, Anda mungkin saja salah menilai pekerjaan yang tepat untuk Anda. Mungkin saja Anda yakin memiliki kemampuan untuk melayani konsumen dengan baik, tapi bos dan mitra kerja menilai Anda butuh berlatih lagi.
e. Jangan biarkan latar belakang menentukan masa depan Anda
Jika pengalaman kerja Anda tidak terlalu mulus, jangan biarkan hal ini mempengaruhi prospek karir Anda. Bila Anda telah memiliki tujuan, fokuslah pada hal ini. Jangan terpaku pada sindroma “saya ini orang malang” jika tidak berhasil mencapai sukses.
f. Ikuti teknik visualisasi cepat ini
Gambarkan diri Anda tengah berlari dengan tim sepak bola. Bayangkan gawang adalah tujuan karir atau keinginan pribadi Anda. Bayangkan pula diri Anda yang berhasil menggolkan bola ke gawang lawan.
g. Kekuatan untuk menang adalah di tangan Anda
Tidak ada seorang pun yang dapat menyerahkan kesuksesan itu pada Anda. Andalah yang harus mewujudkan itu. Melakukan sesuatu adalah satusatunya cara untuk mencapai tujuan.
TIPE WIRAUSAHA
Menjadi wirausahawan mandiri
Untuk menjadi seorang wirausahawan mandiri ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat :
Sumber daya internal, yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawanmisalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisis dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan.
Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply, dan lain sebagainya.
Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya ini ia miliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akan merasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjadi tunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulai
dipertimbangkan.
Mencari mitra dengan “mimpi” serupa
Jika 1 atau 2 jenis sumber daya tidak dimiliki, seorang calon wirausahawanbisa mencari  partner/rekanan untuk membuat mimpi-mimpi itu jadi kenyataan. Rekanan yang ideal adalah rekanan yang memiliki sumber daya yang tidak dimilikinya sendiri sehingga ada keseimbangan “modal/sumber daya” di antara mereka. Satu hal yang penting adalah memperhitungkan dan membicarakan semua risiko secara terbuka sebelum kerjasama bisnis dimulai sehingga jika konflik tidak dapat dihindarkan, maka sudah terbayang bagaimana cara menyelesaikannya sejak dini sebelum merusak bisnis itu sendiri.
Menjual mimpi itu kepada wirausahawan lain (pemilik modal)
Jika teman atau kerabat yang bisa diajak bekerjasama tidak tersedia (entah karena kita lebih menghargai hubungan kekerabatan atau persahabatan atau karena memang mereka tidak dalam posisi untuk membantu) dan tidak ada agunan yang bisa dijadikan jaminan untuk memulai usaha anda, ada cara lain yang lebih drastis, yaitu menjual ide atau mimpi indah itu kepada pemilik modal. Kesepakatan mengenai bagaimana bentuk kerjasama bisa dilakukan antara si pemilik modal dan penjual ide.

Memahami Tipe Pesaing

Saat ini persaingan strategi bisnis provider seluler pada titik puncak, tekanan-tekanan pesaing tidak saja muncul dari satu lini namun sudah mulai menyeluruh. Menyeluruh dari  lini penurunan harga, produk dan layanan, kedekatan fungsi dan kedekatan harga dengan kepentingan pelanggan.
Satu hal, bahwa persaingan dalam strategi bisnis dengan lini penurunan harga akan memberikan keuntungan bagi pelanggan, karena masyarakat golongan menengah ke bawah merasakan harga yang semakin terjangkau, namun hal ini bisa menurunkan aspek kepuasan pelanggan jika hal ini muncul dengan tujuan untuk memunculkan persepsi; siapa termurah maka terbaik bagi pelanggan, dan menjadi pilihan masyarakat. Benarkah??
Ketika tarif  sms awalnya adalah 350 rupiah, maka SMS merupakan alternative komunikasi yang terjangkau dan digunakan oleh kebanyakan pelanggan, baik dari masyarakat menengah maupun atas. Dan histerisnya tingkat  penggunaan call/telepon lebih rendah daripada SMS, dilihat dari sisi kuantiti utility. Namun semua akan berubah ketika tarif telepon didiskon mati-matian dibawah variable harga SMS, konkretnya bawah telepon permenit bisa mencapai Rp. 1/detik, bahkan gratis. Sedang SMS masih di tingkat Rp. 350. Apa yang terjadi dari dampak persaingan ini?
Pernahkan anda merasakan nomor HP anda sulit dihubungi? Atau anda merasa bahwa telepon anda terputus saat pembicaran berlangsung? Yah semua ini adalah dampak dari manajemen harga yang muncul dari dampak persaingan. Harga telepon per menit menurun, sehingga memecau tingkat penggunaan telepon juga meningkat, karena murah, dampaknya frekuensi penggunaan menjadi overload, BTS mencapai rate dan tinggat penggunaan yang sangat tinggi, sehingga kualitas per calling jadi rendah, karena tentu BTS mempunyai batasan-batasan akses.
Penyebab lain adalah bahwa Call/telepon membutuhkan resource “ pita data” yang lebih lebar dari pada SMS, sehingga BTS overload karena Call/telepon, maka sebagai strategi “penyeimbang” tarif SMS pun diturunkan, demi keseimbangan penggunaan antara call/telepon dan sms, dengan nilai ideal bagi BTS dan dukungan hardware.
Persaingan harga ini lah yang menguntungkanpelanggan dari sisi “harga”, namun mengorbankan pelanggan dari sisi “kualitas layanan”, baik telepon yang terputus, sms yang tertunda, telepon susah masuk dan lain2.
Memahami Tipe Pesaing
Dalam penguatan dan kehandalan strategi bisnis tentu manajemen baik sektor perusahaan besar atau UKM  harus memperhatikan pesaing. Pesaing tidak untuk diserang layaknya musuh namun sebagai bentuk pemicu, pemacu langkah-langkah bisnis yang cerdik, implementatif dan cocok dengan kebutuhan masyarakat dari sisi bentuk produk/layanan dan kualitasnya.
Persaingan secara umum terbagi menjadi 2
  1. Pesaing Destruktif
  2. Pesaing Konstruktif
Pesaing Destruktif.
Dalam strategi bisnis,  pesaing tipe ini lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan pengaruh pasar terutama dalam margin dari lawan atau justrumengurangi  margin perusahaan itu sendiri. Seperti kasus di atas sebuah provider sengaja menurunkan margin lawannya dengan banting harga dan diskon di semua lini, harga per unit selalu dibawah pesaing. Pesaing ini memicu tingkat Profit Margin perusahan itu sedikit terganggu, namun tujuan utama memang bukan profit margin, tapi lebih kepada tujuan menurunkan omset dan margin dari pesaing, untuk dialihkan/direbut. Sehingga terkadang perusahaan sengaja mengganti-ganti harga sesuai dengan pergantian harga perusahaan lain. Ada pula provider yang berusaha menurunkan tingkat akses call/telepon, untuk mengalihkan kepada sms, agar BTS tetap mampu melayani.
Pesaing konstruktif
Dalam stategi Bisnis,pesaing konstruktif adalah pesaing yang membangun iklim persaingan sehat dan saling mendukung dengan perusahaan lawan. Pesaing konstruktif bertujuan meningkatkan nilai tambah, nilai manfaat, nilai pemuasan dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan dengan tidak melakukan pola strategi bisnis yang menurunkan profit margin perusahaan itu sendiri. Pesaing konstruktif mempunyai ciri yaitu menawarkan produk dan layanan dengan nilai tambah tinggi dan dengan tujuan untuk pemenuhan segmen yang masih kosong atau segmen yang tidak teridentifikasi secara khusus, dengan tujuan untuk menggairahkan Suasana manajemen yang beriklim baik pada perusahaan tersebut. Ciri inilah yang justru akan meningkatkan gairah persaingan yang sehat, daling mendukung dan saling menguji efektifitas strategi bisnisnya. Contohnnya dari tip pesaing ini Bergabungnya Bank dalam ATM bersama, bersaing namun tetap salling mendukung.
Pola persaingan yang sehat akan memunculkan penurunan harga namun justru meningkatkan kualitas layanan dan produknya.

7 Kegagalan Umum Dalam Dunia Bisnis

Kewirausahaan saat ini menjadi aspek pendukung reformasi bisnis lokal dan nasional yang skala pertumbuhannya mudah meningkat dan mudah menurun, bahkan secara praktikal boleh dikatakan bisa cepat untung dan cepat rugi.

Strategi bisnis dalam menunjang kewirausahaan sangatlah penting mengingat tidak semua wirausaha bisa dijalankan dengan konsep tradisiononal dan natural, seiring perubahan ekonomi, kondisi negara dan teknologi. Contoh perubahan itu, dahulu banyak usaha mikro di bidang cetak foto kilat 10 menit jadi, hampir di setiap lokasi baik kantor dan lembaga pendidikan ada. Terutama ketika musim pendaftaran ajaran baru. Namun apa yang terjadi dalam 2 tahun ini ketika Negara menurunkan pajak-pajak impor untuk yang sebelumnya berstatus pajak barang mewah menjadi barang konsumsi umum (Dari PPnBM mennjadi PPN, maka biaya impor barang-barang cetak mencetak untuk foto semakin murah dan berdampak menjamurnya kepemilikannya, semua berbasis digital. Sehingga pengusaha mikro Cetak Foto kilat dengan lampu petromax bangkrut karena masyarakat lebih memilih  penggunaan cetak digital baik  dari  kamera  digital yang praktis kemudian make over  foto  dengan komputer kemudian cetak dan print pun bisa secara mandiri dan cepat, ditinggal mandipun cetak foto 50 buah bisa selesai. Semua ini berkaitan dengan pemahaman, kuangan, prediksi dan teknologi.

Berikut ada 7 hal yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum;
1.Kurangnya Pemahaman Usaha dan tempat usaha
Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.
2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran
Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll.
Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan,  layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai.
Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik  bila kurang sempurna hasilnya.
3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.
Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan  ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing  yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.
4. Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan
Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.
5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit
Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau menunda-nunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun  juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.
Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan  pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha.
6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha
Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.
KEkurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.
7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi
Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tad harusnya i langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal.

Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing.
Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.

10 Kendala Bisnis Utama Menurut Penelitian

Kendala bisnis dalam pengembangan dan pertumbuhan usaha kecil secara rata-rata lebih majemuk daripada perusahaan besar dengan jenjang bisnis yang nasional atau internasional. Karena strategi bisnis perusahaan besar telah melampaui masa-masa kedewasaan, baik didapatkan secara alami dalam proses, improvisasi atau menggunakan jasa konsultan bisnis sebagai arahan konsultasi utama.
Dalam sebuah penelitian oleh A McKinsky & Company, 10 kendala bisnis utama dalam pertumbuhan dan pengembangan bisnis antara lain:

1. Tidak terjadinya penjualan
Dapat saya jelaskan bahwa, Banyak UKM yang mencoba bangkit dari usaha yang minim menuju level yyang lebih bak terhambat oleh tidak terjadinya penjualan, atau dengan kata lain penjualan masih tidak menentu dan tidak dapat menyeimbangkan dengan potensi produksi. Sedangkan biaya produksi baik bahan baku,  SDM, operasional, biaya teknis (listrik, telp) tetap harus terbayar.  Kemampuan menjual berhubungan dengan kualitas produk/layanan, strategi marketing, relationship dan membaca peluang/perubahan pasar.

2.  Biaya Awal yang tinggi
Biaya Awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja. Bisa juga diartikan ketika masih mendirikan usaha pada awalnya tentu menguras dana untuk membeli semua bahan dan penduukngnya, sehingga terkadang wirausahawan baru membli bahan tanpa prediksi untuk jangka waktu yang efektif, karena dalam tahap awal belum tentu ada lonjakan penjualan yang tinggi,

3. Kurangnya keterampilan
Bisnis sebagai roh dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan kualifikasi SDM yang jelas,dan lebih kepada merekrut teman sendiri, tetangga, saudar dll. Sehingga kalifikasi prekrutan SDM tanpa standar minimal, yah mungkin standar minimalnya hanya ‘mau’ dan ‘kenal’. Ketrampilan dibutuhkan dari semua lini, mulai dari produksi, efektitas keuangan, pemasaran, SDM, namun dari unsure tersebut kebanyakan kebih kepada keterampilan produksi yang standar, berkualitas nasional/dunia. Jangan salah bahwa membuat tas dari anyamanpun jika diproses dengan pengeringan yang baik dan sterilisasi yang sistemik akan menghasilkan barang yang ketika dieksport tidak akan rusak /cacat sampai ke luar negeri. Cacat bisa dalam bentuk jamur, lecet, lepas partikelnya, steples/baut/kancing karatan dll.

4. Tidak adanya produk yang baru
Produk baru dari sisi teknis maka adalah pruduk sebagai penyempurna dan inovasi. Motor Honda saja terus di sempurnakan walau sudah handal. Apalagi seharusnya produk usah akecil yang rentan dengan pergeseran kebutuhan publik. Produk baru bisa diartikan bahwa perubahan teknologi dan tingkat kemapanan ekonomi mempengaruhi permintaan peningkatan nilai dari sebuah produk. Bisa mengksutom produk lama menjadi baru, bisa menciptkan produk baru yang berbasis pengembangan produk lama atau produk benar-benar baru namun lahir dari tingginya permintaan pasar.

5. Akses ke pendanaan
Kita paham usaha kecil dan wirasuhawan pemula terkadang kurang memahami unsur kewirausahaan dari aspek manajemen cash flow. Bisa juga memahami sistem pembayaran tunda dari pelanggan atau agent. Hal ini sebagai langkah strategis dalam azas bisnis yaitu kerjasama kemitraan dari aspek rantai distribusi, yang terkadang tingginya level distribusi menghambat akses pembayaran. Hal lain, bahwa akses pendanaan juga menjadi kendala dari tingginya permintaan namun kecilnya modal atau modal produksi/modal kerja. Sehingga pengusaha kecil sebaiknya menggunakan rantai distribusi yang pendek dengan jangka pembayaran yang pendek, agar optimalisasi akses pendanan  cepat terpenuhi. Faktor lain adalah tidak terpenuhinya aspek pengetahuaan pengajuan kredit, padahal Negara sudah memberikan peluang kreddit dengans syarat lunak dan dibantu akses manajerialnya

6. Keuntungan yang tidak mencukupi
Strategi bisnis yang mendasari sebagin UKM dan wirausahawan masih berorintasi pada kuanitas penjualan. Misal persaingan harga yang sangat jenuh yang terkadang menjadi pemicu penjualan dan pemasaran harga murah. Kejenuhan akan produk sejenis yang ditawarkan semakin tinggi, pilihan semakin beragam, sedangkan daya beli masyarakat menurun, karena masyarakat dipengaruhi kenaikan harga, termasuk biaya pendidikan dll. Demi menarik peminat, terkadang harus menyertakan diskon tinggi, atau dengan kata lain bahwa diskon rate menjadi penentu dari faktor terjualnya barang, padahal biaya produksi justru semakin meningkat. Ini yang terkadang melemahkan usaha menengah dan kecil.  Faktor lain tidak dikuasainya strategi bisnis berbasis pemasaran efektif, sehingga banyak pengusaha frustasi karena  tempo penjualan yang panjang, maksudnya bahwa kekawatiran dari pedagang atau produsen akan menumpukknya stok karena pemasaran yang tidak baik memacu untuk mengobral stok yang ada, ini mungkin sering terjadi di usaha pemodal terbatas, sehingga dengan harga-harga diskon tersebut menyebabkan keutungan yang minim.

7. Tidak adanya kepercayaan diri
Pernah saya coba menawarkan layanan pembuatan web gratis kepada beberapa UKM  di wilayah saya, untuk memacu aspek marketing nya, sehingga mampu mendekatkan kepada pasar dengan peluang yang baik. Apa yang terjadi, penolakan karena tidak percaya diri terhadap usaha yang ada. Saya heran tetapi saya maklum, akhirnya saya sedikit berpikir inilah era teknologi yang bisa dimanfaatkn untuk pengemabangan UKM namun terganjal karena ketidak percaya dirian pelaku-pelaku UKM. Web gratis loh.
Ternyata ketidakpercayaan diri ini juga mempengaruhi pelaku UKM untuk tidak berani mengembangkan diri dalam produknya, takut gagal, takut tidak laku. TErmasuk bahwa merasa tidak mempunyai strategi bisnis yang baik sehingga untuk mengajukan kredit ke BPR atau Bank tidak berani, walaupun peluang sudah ada didekat matapun.

8 . Pemasok yang berbiaya tinggi
Dalam memacu produksi terkadang pengusaha melibatkan banyak upaya dalam penguatan alat, penguatan koneksi dll, namun lupa membangun relationship yang baik dengan pemasok. Dalam rumusan bisnis dan strategi bisnisnya tidak tersirat dengan baik alur strateginya, sehingga terkadang pemasok lebih suka berelasi dengan pengusaha besar yang lebih peduli kepada pemasok, termasuk pembayaran yg lebih jelas waktunya. KEtidakbaikan hubungan dengan pemasok karena kurang strategi pendekatan ini, memacu pemasok untuk tidak bergantung pada satu sisi penampungnya. Apa yang terjadi, ketika tiba-tiba sang pelaku UKM mendapatkan pesanan yang sedikit banyak, harus menggantungkan pemasok, sedangkan pemasok tidak mempunyai ketergantungan pada penampungnya. Dampaknya ada pada harga karena harga bukan harga special relasi, itupun pelaku UKM harus mengambil sendiri bahan dengan sopir dan mobilnya,lembur lagi. Sehingga bisa dikatakan pelaku usaha kecil terkadang tidak bisa berkembang karena faktor manajemen relationship dengan pemasok, ditambah kondisi Indonesia yang harga bahan dasar dan operasional tidak stabil, misal bensin, minyak onderdil, biaya angkut dll. BIaya tinggi di pemasok juga diengaruhi oleh kuantitas pembelian, tentu jika pelaku UKM membeli 100 dose dengan pengusaha besar yang membeli sekaligus 10000dos untuk berbagai cabangnya, harga lebih murah kepada pengusaha besar.

9. Hambatan birokrasi
Temen saya sedang mengembangkan usaha lulur di daerah ringroad timur Yogyakarta, ketika usaha bertambah maju mencoba berdiskusi tentang strategi bisnis dengan saya karena  pesanan semakin banyak  tapi justru ada ketakutan, yaitu bahwa produk lulur kesehatan harus dengan izin resmi dari POM dan Depkes. Temen saya bingung  karena tidak paham betul dengan birokrasi yang ada sehingga saat ini omset sengaja tidak dikembangkan sesuai pasar, karena takut diketahui oleh aparat. Birokrasi seperti ini juga mampu menghambat pelaku UKM, terutama karena ketidaktahuannya, dirasa semua perizinan benar-benar sosok yang menakutkan dna menyulitkan. Secara budaya di Indonesia memang birokrasi apartur pemerintahan terkadang dibuat rumit oleh pelaku bawahannya, agar menimbulkan peluang kolusi yang mengandung rupiah.

10. Suku Bunga tinggi
Minggu ini pemerintah menaikkan suku bunganya, walau dalam koma-koma persen yang kecil. Karena selama ini ketika suku bunga bank tinggi dibarengi dengan kenaikan BBM, tarik listrik dll, pengusaha semakin kesusahan dengan proses cicilan. Begitu juga pelaku UKM yang sedang mengajukan keredit, membayangkan bunga nya saja sudah resah dan kawatir, belum lagi harus membayangkan bunga kredit kendaraan bermotornya. Ini yang harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.

Sukses Bisnis Dengan Mendengarkan Pelanggan

Dalam strategi bisnis Permasalahan yang sering muncul adalah ketika perusahaan atau rintisan usaha masih kecil, pelanggan merupakan sosok yang berarti dan sangat dihargai namun ketika perusahaan sudah tumbuh besar dengan pelanggan yang sangat banyak, perlahan penghargaan terhadap pelanggan semakin bias dan tidak berbentuk, waktu-waktu menyenangkan bagi pelanggan  ketika datang dan berkomunikasi  ke perusahaan semakin tidak berkesan.
Mengenal Strategi Bisnis Michael Dell yang saat ini lebih dikenal dengan produk Komputer dan laptop “Dell”dulunya  perusahaan kecil yang sangat payah untuk bersaing. Michael Dell juga selalu memikirkan bagaimana harus menang kompetisi dengan perusahaan besar pendahulunya. Sebuah keputusan yang jitu dan membuat Dell cukup besar  saat ini adalah, dengan modal yang seadanya, Mac Dell mengembangkan pemesanan produk yang disesuaikan dengan kepentingan pelanggan baik skala kecil  mapun besar, salah satu yang dilakukan adalah selalu mendengar dan menyimpulkan dalam catatannya, semua yang dinginkan pelanggan. Dari kesempatan dengan sering bertemunnya pelanggan inilah akhirnya Dell  berani menentukan arah manajemen yang disesuaikan dengan, keinginan dan harapan pelanggan. Apakah tidak berat  jika perusahaan berkembang dengan besar jumlah pelanggan juga semakin banyak namun Dell harus tetap mendengar  pelanggannya yang tersebar di mana-mana??
Dengan alas an strategi bisnis berbasis wilayah, maka ketika masyarakat  Indonesia  menjadi pelanggan dengan  karakteristik  mudah berubah seiring dengan kebijakan dan kondisi lingkungan yg cukup reaktif. Maka perubahan ini lah yang harus dijadikan landasan pemikiran bahwa kebijakan manajemen yang tepat dan hebat pada hari ini belum tentu hebat dan tepat pada esok hari.  Maka pentingnya menjadikan pelanggan tidak sebagai obyek (Perusahaan menjual produk ABDE ke si DDD) namun dijadikan sebag ai Subyek  (Si DDD membeli Produk  ABDE).  Apakah fungi statement tersebut???
Karena ketika pelanggan sebagai subyek maka yang besar dan mudah berubah berpikiran adalah kita posisikan sebagai subyek dan utama, sehingga dalam analisi strategi  bisnis tahunan kita menjadikan sebagai statement:
  • Masyarakat Indonesia lebih suka membeli produk ABDE karena murah awet dan garansi nya cukup menjamin
  • Pejabat lebih suka membeli rumah mewah di tengah kota karena mudah dalam jangkauan transportasi dan bergengsi.
Analogi statement itu akan berbeda kalo mainset  pengusaha seperti :
  • Perusahaan ku cukup laris dengan produk ABDENYA
  • Perusahaan Nokia menjual produk unggulan E90 Comunicator karena kebutuhan pasar meningkat
Hal hal tersebut di atas buka saja sebagai permainan kata namun bagaimana menganalogikan posisi pelanggan dalam mindset bisnis kita.
Untuk meraih hati pelanggan perlu waktu dan pencermatan  dan tentu langkah langka strategis setidaknya sbb:
  1. Pelanggan merupakan pergerakan emosi, keputusan mudah berubah, untuk itu bentuklah metode dan divisi yang selalu mendengarkan dan memonitor perubahan pelanggan dan masyarakat calon pelanggan
  2. Anggarkan biaya promosi periklanan anda untuk subsidi ke pelaksanaan pemuasaan pelanggan paska transaksi, misal dengan mengundang pada acara gathering pelanggan terbaik (dalam pembayaran, pemesanan), teraktif, terpopuler (artis, pejabat, dll) terdekat (dekat secara emosi). Pasang telingan lebar2 dan dengarkan harapan mereka
  3. Bentuk metode publisitas yang murah efektif, misal meenginformasikan secara berkala terhadap produk-produk baru via SMS, Koran/BErita, Email, karena siapa tahu produk baru tersebut adalah alat pemuas bagi pelanggan kita
  4. Berikan informasi terhadap perubahan manajemen dan kebijakan kepada pelanggan via SMS, Koran/Berita, Email dengan tujuan agar mereka reaktif terhadap  perubahan ini.
  5. Temukan kebutuhan  pelanggan, adakah selain harapan-harapan pelanggan, ada kebutuhan pelanggan yang belum diungkapkan? Untuk itu berikan media untuk berkomunikasi misal web, sms dengan jaminan bahwa pengelola media komunikasi ini juga dikelola secara langsung oleh menajmen dan pimpinan .
  6. Bentuk lah metode hadiah kejutan, yang namanya kejutan  hadiah bernilai kecilpun akan cukup berarti, parcel lebaran seharga 70ribu akan sangat “surprise”.  Daripada kita beriklan dengan memasang iklan besar di Koran  senilai 7juta. Momentum jg penting

Ada 3 langkah efektifitas menjadikan semua ini akan penting bagi strategi bisnis anda:
  1. Demi  Efektifitas Strategi Bisnis, dengar keluhan pelanggan walau sekecil apapun, karena perubahan kecil juga mampu menghadirkan prospek perubahan besar-besaran, syaratnya semua masukan dihadirkan dalam bentuk tertulis dan terdata untuk tahun2 medatang.
  2. Demi  Efektifitas Strategi Bisnis, dengarkan pelanggan, temukan keiginan dan kebutuhannanya, pelajari  kemana perubahan metode, alas an, lalu lintas pembelian mereka. (Contoh : MEtode dari uang cash ke Auto Debet dll)
  3. Demi  Efektifitas Strategi Bisnis, jangan terpukau dengan keberhasilan perusahaan saat ini. Jangan dibutakan dan ditulikan dengan keberhasilan saat ini dan masa lalu. Cepatlah buka mata dan telinga, saat kesukesan sedang menyelimuti anda, karena mungkin pesaing anda sedang merintis keberhasilan dan kejutan yang membahayakan bisnis anda.

5 Kendala Kasik Menuju Kesuksesan

KENDALA PERTAMA      :    TIDAK PUNYA GOAL YANG JELAS


goals1
Banyak orang yang gagal mendulang sukses di dunia bisnis, kerja maupun pendidikan, karena mereka tidak memiliki GOAL yang jelas. GOAL begitu penting karena :
  • GOAL akan membantu Anda untuk FOCUS pada apa yang  ingin Anda capai.
  • GOAL memberikan HARAPAN, harapan memberikan MOTIVASI  dan motivasi akan menggerakan Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Ketika kita kecewa, putus asa GOAL dapat membuat kita focus kembali pada apa yang ingin kita kejar, sebagai contoh Jika Anda memiliki GOAL untuk membeli RUMAH, Anda akan berusaha mati matian bagaimana caranya bisa terbeli RUMAH tersebut. Anda akan mulai berpikir mengenai berapa persen gaji yang akan ditabung ? Apakah perlu membuka usaha sampingan atau kerja paruh waktu ? GOAL  akan mendorong dan menuntun Anda untuk berpikir lebih kreatif dalam mencapai GOAL itu sendiri.
Beberapa hal yang penting dalam menetapkan GOAL
  • GOAL harus spesifik sehingga Anda bisa menfokuskan pikiran dan tenaga Anda tepat pada sasaran.
  • Setiap GOAL harus memiliki time frame ( jangka waktu ), “GOAL is DREAM with DEADLINE” . Anda tidak akan dapat mencapai GOAL Anda jika tidak ada jangka waktu yang jelas, jangka waktu akan memacu adrenalin Anda untuk bergerak lebih cepat, membuat Anda terusik dari kenyamanan Anda sehingga mau tidak mau Anda akan mencari cara yang kreatif untuk mencapai GOAL Anda.
  • Pasang GOAL ANDA SETINGGI MUNGKIN dan dapat di GAPAI. “THE MAGIC of THINKING BIG” jika Anda pernah membaca buku David J Swatch ini maka Anda mengerti apa yang dimaksud dengan THE MAGIC THINKING BIG”. Anda harus menetapkan GOAL yang BESAR, MENANTANG dan DAPAT DIGAPAI.   Saya sering berdiskusi dengan tim penjualan saya mengenai “TARGE SALES ACHIEVEMENT yang TINGGI”, jika mereka diharuskan mencapai target 100% setiap tim penjualan harus bepikir bagaimana bisa mencapai 120% sehingga mereka memacu diri mereka untuk berpikir melampaui rata rata, setidaknya jika 120% tidak tercapai tercapailah 100%. Akan tetapi jika mereka hanya berpikir 100% maka hanya 80% yang tercapai dan seterusnya. “BESAR KECILNYA GOAL ANDA akan MENENTUKAN BESARNYA USAHA YANG AKAN ANDA KELUARKAN”. 

KENDALA KEDUA  :  TAKUT GAGAL

failed

Saya termasuk salah satu orang yang takut gagal awalnya.  Saya tumbuh di keluarga sebagai anak tunggal sehingga boleh dikatakan saya mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua saya. Dari kecil sampai saya kuliah,  saya membangun diri sebagai orang yang tidak pernah gagal dan ini adalah mindset saya apapun yang saya kerjakan harus berhasil, bukannya suatu hal yang buruk tetapi fondasi ini ternyata tidak kuat. Ibarat ada 2 orang ingin memanjat puncak gunung, Orang pertama menggunakan helikopter dan orang kedua memanjat dari kaki gunun, tentunya usaha yang dikeluarkan masing masing orang tersebut berbeda. Orang yang menggunakan helikopter sampai ke puncak gunung relatif mengeluarkan tenaga dan usaha yang kecil jika dibandingkan dengan orang yang memanjat dari bawah. Hasil dan tujuanl kedua orang tersebut sama yaitu sampai di puncak gunung, akan tetapi orang yang memanjat dari kaki gunung membutuhkan usaha yang lebih besar serta kemungkinan gagal lebih banyak dan saya yakin orang tersebut akan memiliki fondasi mental yang lebih kuat dibandingkan orang pertama. Itulah yang saya rasakan,  saya paling tidak bisa menerima kenyataan jika kegagalan besar datang  jika hal itu terjadi saya menjadi frustasi, putus asa dan mudah tess.
Saya menyadari hal ini membuat saya sulit maju dan berkembang, untuk mengatasinya saya mulai banyak bergabung dengan organisasi mahasiswa, organisasi kerohanian, ikut dalam seminar motivasi, Yah dengan membuka diri terhadap tantangan menjadikan saya lebih kuat dalam menghadapi kegagalan.
Jika Anda seorang marketer atau sales person, TAKUT GAGAL adalah KENDALA terbesar untuk membangun KARIR ANDA. Karena jika ANDA TIDAK SIAP MENGHADAPI PENOLAKAN CUSTOMER maka karir Anda akan berhenti disini.
Jika  Anda mengenal  BISNIS MLM dan ASURANSI, mereka adalah kumpulan orang orang yang bertekad baja, berurat kawat, bertulang besi. Mereka tidak lebih pintar dari Anda dan Saya, akan tetapi mereka memiliki ketekunan yang luar biasa dalam menghadapi penolakan penolakan yang pada akhirnya menghantarkan mereka pada pintu KESUKSESAN yang BESAR.

KENDALA KETIGA      : TIDAK PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN

mistakes

Kegagalan orang mendulang sukses adalah bagi mereka yang tidak pernah belajar dari kesalahan masa lampau. Mereka bukannya TAKUT GAGAL tetapi TERLALU SERING MEMBUAT KEGAGALAN dengan melakukan kesalahan yang sama. Melakukan kegagalan yang sama menyebakan ANDA BERJALAN DITEMPAT, oleh karenanya ANDA TIDAK AKAN PERNAH bisa maju, Jika ANDA sedang berlomba lari seakan kaki Anda diikat pada satu tiang yang menyebabkan Anda berlari di tempat sedangkan yang lain sudah lari sangat jauh. TIDAK BELAJAR DARI KESALAHAN membuat Anda tertinggal jauh dari rekan rekan Anda yang lain. KESALAHAN MEMANG PERLU dan JANGAN TAKUT MENGHADAPINYA, tetapi MENGULANGI KESALAHAN YANG SAMA adalah suatu hal yang tidak bijak. jika Anda ingin mendulang sukses HINDARI SEJAUH MUNGKIN KESALAHAN SAMA dalam perjalanan karir dan hidup Anda.

KENDALA KEEMPAT  : BEKERJA SOLO KARIR

teamwork
Orang yang sukses saat ini lebih banyak bekerja dalam tim. Seorang BOSS tidak akan sukses jika dia bekerja sendirian tanpa bantuan timnya, Anda mungkin sudah tahu kepanjangan dari TEAM ( Together We Achieve More ). Baik Anda buka bisnis, bekerja maupun studi, saat ini sulit untuk berhasil tanpa dukungan Tim Anda. Tim tidak selalu partner kerja tetapi Anggota keluarga suami, istri, anak Anda merupakan tim sukses Anda dalam berbisnis dan meniti karir.

KENDALA KELIMA  : MENGANDALKAN KEKUATAN DIRI SENDIRI.


debbie-dewitt-spice-4-patch-faith
Semakin tingginya posisi seseorang maupun semakin besarnya Bisnis seseorang maka semakin sulit untuk menyatakan adanya KEKUATAN LAIN di luar diri sendiri, yaitu kuasa TUHAN YANG MAHA BESAR menopang bisnis dan karir Anda. Semakin berhasil seseorang maka angin kesombongan sangat kuat menerpa diri setiap orang, apakah bahayanya ? ketika badai maupun gelombang besar menghadang kebanyakan orang gugur, jatuh tanpa bisa bangkit lagi. Jika Anda perhatikan teknik pengembangan diri modern selalu terfokus pada I, ME and MY SELF, oleh karena itu disebut teknik SELF DEVELOPMENT yang mendewakan bahwa nahkoda dari hidup ini adalah DIRI ANDA SENDIRI. DIBALIK KESUKSESAN SESEORANG SELALU ADA MUJIZAT dari TUHAN.

Merencanakan Bisnis Yang Baik

Dalam merencanakan bisnis yang tanpa modal, baik usaha besar maupun kecil. Banyak sekali pertimbangan yang harus Anda pikirkan. Pertimbangan tersebut tentu saja tidak menyurutkan semangat Anda untuk menjalankan bisnis, akan tetapi memikirkan bagaimana agar bisnis yang Anda rencanakan dapat berjalan walaupun tanpa modal. Dalam hal ini beberapa poin yang dapat Anda pelajari, berikut point tersebut :
  1. Wujudkan Impian Anda
Pertanyaan paling utama bagi Anda adalah ” bisnis seperti apa yang Anda jalankan? “Sebelum terjun kebisnis yang Anda geluti, sebaiknya dipelajari terlebih dahulu secara matang dengan membandingkan bisnis - bisnis yang menjadi deretan daftar Anda.
Dengan membuat rencana usaha dari awal, Anda akan mudah melaksanakan sesuai dengan site yang telah direncanakan tahap demi tahap sehingga menjadi besar. Salah satu perencanaan yang baik untuk membersarkan usaha kita adalah dengan membuat proposal kepada calon mitra kerja Anda yang telah memiliki nama besar, agar nama  Anda juga ikut besar dalam menangani proyek mereka.
2.  Tujuan Pengajuan Proposal
Proposal berasal dari kata to propose yang artinya mengajukan. Istilah proposal berarti ajuan penawaran berupa gagasan, ide dan pemikiran kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan, persetujuan, izin dan sebagainya. Gagasan tentang penelitian yang anda buat, harus diajukan kepada pihak fakultas, dalam hal ini jurusan anda, untuk mendapat persetujuan dan bimbingan.
Proposal mempunyai arti penting bagi seseorang yang hendak membuat suatu aktivitas apapun seperti:
  • Merintis usaha skala kecil, menengah dan besar.
  • Mengajukan tender berbagai proyek pemerintah maupun swasta, seperti tender pembuatan buku sekolah, tender pembangunan gedung, dan lain-lain.
  • Membuat berbagai penelitian ilmiah tentang masalah sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, kesehatan, kedokteran, teknik, dan sebagainya.
  • Dan sebagainya.
Termasuk juga dalam hal ini adalah utnuk memulai sebuah usaha. Dengan langkah ini akan dapat diketahui bentuk usaha, perkiraan proses dan prediksi prospek masa depannya. Dengan proposal di tangan anda, maka anda dapat dengan mudah menjelaskan kepada pihak lain untuk berbagai kepentingan. Kegunaan proposal secara langsung dan tidak langsung adalah:
  • Bahan untuk mencari dan meyakinkan rekanan penjualan, agen distribusi
  • Alat untuk menjalin mitra guna menekan ongkos produksi yang murah
  • Menarik minat investor,
  • Mengurus izin usaha, dan
  • Menjelaskan sistem manajemen bisnis kepada seluruh kru perusahaan
  • Membangun sistem jaringan bisnis secara luas.
Sebuah proposal bisnis harus mengandung tiga syarat utama, yaitu mempunyai tujuan, terencana dan sistematis.
3.  Proposal  Sebagai Rencana Bisnis
Seperti halnya mendirikan rumah, hal pertama bukanlah bahan baku atau pekerja konstruksinya. Yang diperlukan adalah cukup sebuah rencana. Demikian juga untuk memulai sebuah usaha bisnis. Tidaklah cukup hanya menyewa sebuah ruko dan mengisinya dengan barang-barang. Bahkan dengan mempekerjakan karyawan dan melatih mereka. Melainkan, yang harus anda lakukan adalah menyusun sebuah rencana bisnis. Istilah umumnya adalah Proposal Bisnis.
Menuangkan rencana usaha dalam proposal tidaklah rumit, apalagi kalau usaha dalam proposal tidaklah rumit, apalagi kalau usaha ini tergolong usaha kecil. Hal ini sama pentingnya dengan membuat rencana usaha ini dengan sebaik-baiknya, sehingga usaha yang anda buat benar-benar mampu mendatangkan keuntungan. Penyusunan Proposal Bisnis memiliki dua tujuan.
Pertama, memberikan pegangan dalam menjalankan usaha anda, agar tetap berada dalam alur yang diinginkan. Agar tetap bermanfaat, proposal bisnis senantiasa diperbaharui sesuai dengan perubahan dan permasalahan yang dihadapi. Kedua, proposal bisnis dapat digunakan untuk meyakinkan pihak-pihak yang akan memberikan dukungan pendanaan. Untuk tujuan ini, proposal bisnis hendaknya memberikan informasi rinci tentang berbagai aspek di masa lalu, kondisi operasi saat ini dan proyeksi masa depan. Hal ini bisa anda tempuh jika sekiranya anda perlu modal tambahan untuk memperlancar usaha ini.
Penulisan proposal bisnis hendaknya padat, lengkap dan informatif. Untuk itu perlu digunakan kata kunci yang menjawab pertanyaan siapa, apa, di mana, kapan, serta mengapa, bagaimana dan seberapa jauh atau seberapa besar. Jawablah setiap pertanyaan tersebut dalam kalimat yang efektif, kemudian kembangkan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukungnya. Perlu diingat bahwa naskah proposal bisnis disusun dalam beberapa bagian dan tidak memiliki batasan jumlah halaman. Proposal bisnis memerlukan sikap kemandirian untuk menghasilkan rencana yang realistis.
Agar dapat dilakukan dengan efektif, persiapkan terlebih dahulu dokumen-dokumen pendukung. Sebagai contoh, dalam menuliskan aspek legal usaha, jika diperlukan, maka lampirkan dokumen-dokumen perjanjian yang pernah dilakukan. Contoh pembuatan proposal bisnis bisa diikuti pada bab-bab selanjutnya. Satu hal lagi yang tidak bisa anda lewati adalah, apakah anda terbawa arus, atau anda cukup berani mengendalikan usaha anda? Apakah rencana bisnis anda cukup matang?
Langkah penting dalam usaha adalah mencari dan membuat sebuah target. Diperlukan rencana promosi yang jitu dan itu harus dituangkan ke dalam poin-poin proporsional. Usaha anda akan anda tujukan untuk siapa? Jika jawaban anda adalah untuk semua orang, maka Herbert N. Casson menilai hal itu adalah jawaban tolol. Tidak ada orang yang mampu menjual kepada semua orang. Pelanggan datang berkelas-kelas. Oleh karena itu, segmentasi pasar mutlak diperlukan.
4.  Manajemen Resiko Bagi Pemula
Banyak pertanyaan yang hinggap dipikiran seseorang ketika ingin memulai usaha, “mengapa orang begitu sulit untuk memulai usaha”. Banyak alasan dicari sebagai pembenar, bahwa memulai usaha itu sulit, tidak punya modal, tidak punya tempat, dll. Padahal, menurut Purdi E. Chandra, jika Anda memiliki jiwa wirausaha, maka persoalan semacam itu bisa teratasi. Sehingga, akhirnya menyadari bahwa sesungguhnya memulai usaha itu tidak sulit seperti yang dibayangkan.
Dalam konteks ini, Purdi memberikan suatu taktik bahwa Anda harus dalam kondisi terpaksa untuk memulai usaha. Misalnya, saat di PHK atau Anda tidak punya apa - apa. Bahkan di saat Anda sudah melamar pekerjaan di mana - mana, tetapi tidak ada satu perusahaan pun menerima Anda, dan persoalan terdesak lainnya.
Gali lah keberanian untuk mandiri dan bersemangat lagi untuk belajar berwiraswasta, sekalipun Anda tidak mengetahui usaha yang akan dijalankan. Dunia bisnis adalah suatu pekerjaan yang tidak memiliki suatu kepastian, kalau Anda terbiasa dengan dunia yang pasti maka Anda akan takut untuk terjun kedunia bisnis. Sehingga perlu adanya sikap untuk perubahan mental, artinya Anda berani mengambil resiko.
Yakinlah dengan mental seperti itu, maka Anda akan mudah untuk menjalankan bisnis. Tidak sesulit yang Anda bayangkan. Memulai usaha itu penuh dengan resiko, tapi tidak menjalankan bisnis malah lebih beresiko.

Lintasan Pengusaha

Banyak calon wirausaha dan wirausaha yang sudah cukup lama bergelut dalam bisnis dan ingin mengembangkan usahanya mengeluhkan kurangnya bekal dalam memahami apa yang saya sebut dengan The Entrepreneurial Trajectory. Yakni inventarisasi terhadap fase-fase strategis berwirausaha dalam kaitannya dengan networking, critical success factor, dan praktek-praktek yang lazim menghambatnya.

Mengenali peluang sudah jamak diketahui sebagai fase awal dari usaha. Fase ini ditandai dengan munculnya ide bisnis yang tidak jarang didapat berkat diskusi dan pertukaran informasi dengan pihak lain yang biasanya masuk dalam jejaring sosialnya. Agar ide ini menjadi berarti biasanya disertai hasrat pribadi yang menjadi bagian dari tujuan hidup, misalnya saja terkait dengan hobi. Jejaring sosial juga berperan besar sebagai motivator. Sebenarnya, hampir setiap orang pernah berada dalam fase ini. Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha didorong oleh beberapa kondisi baik personal maupun lingkungan yang kondusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulasmi (1989) terhadap 22 orang pengusaha wanita di Bandung menunjukkan bahwa sekitar 55% di antaranya memiliki keluarga pengusaha (orang tua, suami, atau saudara pengusaha). Tradisi yang kuat di bidang usaha dari jejaring sosial terdekat ini menjadi confidence modalities. Tension modalities berupa kondisi yang menekan, seperti terkena PHK mengakibatkan tiadanya pilihan lain selain menjadi wirausaha. Kondisi yang terbaik adalah seseorang memang mempersiapkan diri untuk menjadi wirausaha (emotion modalities).

Agar tetap fokus pada peluang, ide-ide bisnis yang ada diinventarisir, disaring mana yang atraktif dan mana yang tidak. Banyak orang dapat menginvestigasi ide bisnis yang sama tetapi akan berbeda dalam melihat peluang yang ada. Terfokus dan berlama-lama pada satu ide saja merupakan kesalahan umum yang dibuat pemula. Interaksi dengan jejaring profesional yang terdiri atas jejaring personal ditambah dengan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis memudahkan akses terhadap ketrampilan dan teknologi. Keterampilan teknis dan manajemen penting artinya untuk meningkatkan produktifitas dan penciptaan nilai tambah yang memungkinkan usaha kelas teri mempunyai hasil kelas kakap.

Agar ide bisnis terwujud dibuatlah rencana bisnis. Banyak wirausaha yang mengabaikan fase ini dan kemudian gagal. Dalam fase ini visi dan misi, arah dan tujuan, strategi pengembangan, sumber daya manusia dan sumber daya lain, kapabilitas organisasional, strategi pembiayaan dan visi tentang kesuksesan mendapatkan bentuknya. Sebuah rencana pemasaran misalnya, dapat memberikan semacam perhatian yang dibutuhkan dalam membidik orang, perusahaan, atau hal lainnya secara tepat. Rencana tersebut dapat juga menarik perhatian orang atau pihak lain, termasuk memudahkan akses terhadap dana (investor). Tidaklah mungkin membangun usaha tanpa akses ke permodalan. Untuk disebut feasible atau bankable skema pembiayaan mensyaratkan asas 5C, yang meliputi character (watak calon debitur), capacity (kemampuan), capital (permodalan), condition (kondisi), dan collateral (jaminan). Jika belum bankable, masih ada skema pembiayaan mikro yang lebih longgar syaratnya.

Akses terhadap layanan pengembangan bisnis dapat membantu mengatasi kelemahan utama dari UKM berupa ketidakjelasan pola besar dari usaha. Layanan ini berupa pelatihan, layanan konsultasi, bantuan pemasaran, informasi, pengembangan dan alih teknologi, serta promosi bisnis. Dengan demikian wirausaha mempunyai kemampuan untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen pada saat ini dan mendatang, bagaimana perkembangan pola beli mereka, dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan mereka. Berbekal informasi pasar yang dimiliki, dengan sumber daya yang dialokasikan sesuai rencana bisnis, pasar dapat dijangkau. Akses pasar dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan Kadin yang telah membentuk PT UKM Indonesia sebagai trading house yang akan membeli produk-produk mitra UKM yang layak jual dan memasarkannya ke mitra usaha yang menjadi jaringannya. Pemerintah juga sudah mengatur agar ritel modern seperti mal, hotel, dan restoran menyediakan 20 persen space-nya bagi UKM sehingga UKM bisa menembus pasar menengah atas. Akses terhadap pasar asing juga telah difasilitasi oleh Pusat Pelayanan dan Pengembangan UKM (SME Center) yang menawarkan kemudahan transaksi dagang antara UKM Indonesia kepada mitra bisnisnya dari negara anggota G-15. Termasuk kemitraan dengan perusahaan multinasional yang mempunyai kepentingan dalam melakukan kegiatan pengembangan masyarakat sekitar (community development). Meskipun demikian dunia tak selalu memberikan respon yang sesuai dengan yang diinginkan wirausaha. Meski itu sebuah produk superior, dunia terkadang tak memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan. Karenanya, dibutuhkan sejumlah uang kontan agar dapat bertahan pada masa-masa seperti itu. Fase ini dapat menjadi acuan untuk evaluasi rencana bisnis yang sudah dibuat dalam fase sebelumnya.

Keputusan untuk mengembangkan usaha dengan strategi pertumbuhan tinggi beserta segala resikonya ataukah lambat asal selamat ditentukan dalam fase ini. Sayangnya sebagian besar wirausaha memilih alternatif kedua yang membuatnya tetap tinggal kelas sebagai UKM. Memang, biasanya jumlah usahawan yang sukses melewati tahap ini relatif sedikit. Jejaring strategis yang melibatkan perusahaan lain dan institusi pendukung dalam kerangka simbiosis mutualisme akan sangat membantu mengembangkan usaha. Secara internal, mengabaikan karyawan adalah kesalahan yang sering dilakukan wirausaha dalam fase ini. Padahal dapat berbuntut pada menurunnya moral, produktivitas kerja, dan keuntungan perusahaan. Dalam jangka panjang, pematangan sistem akan jauh lebih mendukung dibandingkan bertumpu pada figur wirausaha seorang.

Strategi yang berhasil diterapkan dengan baik ditunjang oleh iklim bisnis yang mendukung memungkinkan untuk dapat memimpin pangsa pasar. Memimpin pasar ibarat duduk di kursi panas, yang mengharuskan untuk selalu waspada agar bisa mempertahankan posisi ini. Dalam pasar yang dinamika kompetisinya tinggi, mempertahankan posisi di puncak jauh lebih tinggi daripada saat menggapainya. Banyak pihak akan membidik pemimpin pasar dan berusaha menuju puncak dengan segala cara, termasuk memanfaatkan kelemahan pemimpin pasar. Di sisi yang lain, bisnis yang sudah mapan dan mempunyai peluang yang lebih besar untuk ekspansi. Peluang untuk berekspansi dengan melebarkan sayap usaha harus ditindaklanjuti secara kreatif dan cermat. Diperlukan fleksibilitas dan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi, baik di lingkup internal maupun eksternal.

Jika segala sesuatunya berjalan lancar, selanjutnya tinggal memetik buah dari pohon yang ditanam, dari value yang dibuat di fase sebelumnya. Hal ini bisa saja dilakukan dengan ‘keluar dari bisnis’ melalui IPO (Initial Public Offering) atau diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar. Memakai kerangka Robert Kiyosaki dalam bukunya Cashflow Quadrant, ’keluar dari bisnis’ ini berarti pindah dari kuadran B (Business owner) ke kuadran I (Investor). Fase panen ini sering terlewatkan dalam konteks kewirausahaan.

Hobi Yang Menjadi Bisnis Menguntungkan

bridal-towel-cakesBisnis merupakan hasil kecintaan kita terhadap sesuatu. Bisnis tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Bahkan seseorang bisa memulai bisnis dari hobinya. Apakah Anda salah satunya?  Jika Anda senang membuat aneka kerajinan dengan kreasi Anda, maka ini adalah peluang besar untuk mengembangkan hobi Anda.




Hobi ternyata bisa mendatangkan keuntungan. Dari tangan-tangan kreatif, sebuah hobi bisa mendatangkan tambahan penghasilan dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal utama yang diperlukan dalam mengembangkan bisnis adalah komitmen. Aneka kreasi Anda bisa dijadikan souvenir/cinderamata. Salah satu kerajinan yang bisa dijadikan souvenir adalah handuk. Saat ini, souvenir berbahan handuk banyak diminati. Hasil kreasinya mirip dengan roti tart atau cake sehingga biasa disebut dengan `towel cake`. Tentu sudah banyak kreasi towel cake saat ini. Namun bagi Anda yang memiliki tangan-tangan kreatif tentu memiliki segudang ide untuk membuat towel cake dengan design yang jauh lebih cantik.

Kerajinan towel cake ini banyak diminati oleh anak-anak, remaja ataupun orang dewasa. Bentuknya yang unik dan mirip dengan cake atau tart membuat orang menyenangi produk ini. Kegunaan kerajinan ini adalah sebagai souvenir ulang tahun, hantaran pernikahan, souvenir pernikahan, hadiah ulang tahun, dll.
Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang mudah didapat dan murah. Hal yang diperlukan dalam membuat kerajinan adalah kreatif. Dengan kreativitas, akan tercipta bentuk-bentuk baru untuk towel cake.
Harga untuk bahan baku (handuk) bervariasi sesuai dengan kualitas bahan yang dipilih. Sedangkan bahan pendukung lainnya seperti pita, tempat cake (terbuat dari mika), hiasan buah dan kain sebagai hiasan dan lain-lain memiliki harga yang terjangkau.

Berikut perhitungan ekonomi pembuatan towel cake untuk hantaran :
1.    Handuk     ukuran sedang     Rp. 25.000
2.    Tempat cake                              Rp.   5.000
3.    Hiasan lengkap                         Rp.   5.000
4.    Tenaga                                         Rp.   2.000
5.    Gunting                                        Rp.   2.000
Total                Rp. 39.000
Harga Jual     Rp  50.000
Laba                 Rp. 11.000

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kerajinan selain kreatifitas adalah kualitas dan pelayanan konsumen. Agar konsumen tidak kecewa, seorang pengusaha akan mengutamakan kualitas dan pelayanan terhadap konsumen. Mungkin pernyataan ini terdengar hal yang biasa, namun ini adalah fakta bahwa kualitas dan pelayanan terhadap konsumen yang baik mampu menumbuhkan kepercayaan terhadap konsumen terhadap usaha Anda.

Untuk mensiasati pesaing towel cake Anda bisa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Perbanyak ide-ide baru yang unik
2.    Tingkatkan kualitas produk Anda
3.    Tingkatkan pelayanan terhadap konsumen
4.    Lakukan pemasaran secara efektif

Kerangka Konsep Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi Korporat

Sejak disadari bahwa informasi telah menjadi salah satu faktor produksi penting dan krusial bagi sebuah perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di era global dewasa ini, manajemen perusahaan merasa perlu untuk membangun sistem informasi korporat yang handal. Bagi perusahaan moderen yang telah cukup lama membangun dan mengimplementasikan sistem informasinya, proses pengembangan sistem informasi telah menjadi sebuah aktivitas normal yang berkelanjutan, dalam arti kata manajemen terkadang tidak merasa perlu untuk menyusun sebuah dokumen formal berisi rencana pembangunan sistem informasinya secara detail. Namun bagi kebanyakan perusahaan yang baru saja berniat untuk membangun sistem informasinya, manajemen merasa perlu untuk menyusun sebuah dokumen rencana induk (masterplan) yang berisi panduan strategis pengembangan sistem informasi korporat terkait. Adapun kerangka konseptual ini adalah merupakan hasil perpaduan (sintesis) dari berbagai teori terkait dengan perencanaan dan pengembangan sistem informasi terkait yang telah cukup banyak dikenal dan dikembangkan oleh para praktisi sistem informasi.

Pendahuluan
Secara prinsip, kerangka induk yang kerap dinamakan sebagai Masterplan Sistem Informasi Korporat (MSIK) adalah merupakan dokumen turunan dari corporate business plan (rencana bisnis korporat). Di dalam dokumen rencana bisnis korporat tersebut disebutkan secara eksplisit fungsi atau peranan strategis dari sistem informasi dalam kerangka bisnis perusahaan. Dalam beberapa referensi, MSIK kerap didefinisikan sebagai:

”sebuah dokumen formal yang berisi kerangka dasar strategi pembangunan sistem informasi perusahaan”

Dokumen formal ini secara resmi disahkan oleh pimpinan perusahaan sebagai panduan atau bahan acuan dalam berbagai usaha perusahaan untuk merencanakan dan mengembangkan sistem informasinya untuk jangka waktu tertentu. Seperti halnya tipe perencanaan lain, esensi dari MSIK adalah sebagai berikut:
  • Berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai, perusahaan dapat membayangkan situasi seperti apa yang diinginkan di kemudian hari (TO-BE Environment);
  • Kemudian perusahaan mencoba untuk mengkaji status yang dimilikinya saat ini (AS-IS Environment); sehingga
  • Dengan demikian dibuatlah sebuah ”perencanaan” untuk dapat ”menutup” gap yang terjadi antara kedaaan sekarang dengan yang diinginkan di kemudian hari.

Adapun alasan mengapa sebuah perusahaan perlu menyusun MSIK-nya adalah untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemung-kinan peristiwa sebagai berikut:
  • Pengembangan sistem informasi yang tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan;
  • Pembangunan sistem informasi yang tidak terpola (sporadis) sehingga tidak terjadi keterpaduan antara sub-sistem yang ada (tidak terintegrasi, tidak holistik, dan tidak koheren);
  • Implementasi sistem informasi yang tidak mendatangkan manfaat (benefit) seperti yang diharapkan oleh para stakeholder terkait (mereka yang berkepentingan);
  • Alokasi dana investasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan seharusnya, baik yang sifatnya kurang dari kebutuhan (under investment) maupun yang ber-lebihan (over investment);
  • Penerapan berbagai modul sistem informasi (sub-sistem) yang tidak memperhatikan asas-asas seperti prioritas dan kritikalitas; dan
  • Kualitas sistem informasi yang relatif rendah dipandang dari berbagai standar yang ada.

Pada dasarnya penyusunan MSIK ini adalah merupakan tanggung jawab pimpinan tertinggi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap proses perencanaan dan pengembangan sistem informasi. Di dalam format perusahaan multi-nasional misalnya, CIO (Chief Information Officer) merupakan pimpinan yang dimaksud. Di dalam perusahaan yang sistem informasinya baru berkembang, biasanya tugas ini dibebankan kepada Kepala Divisi Sistem Informasi atau Manajer Sistem Informasi Korporat atau jabatan sejenis lainnya.


Satu hal yang perlu dicatat, yaitu walaupun tugas penyusunan MSIK merupakan tanggung jawab dari mereka yang berada di dalam unit organisasi terkait dengan sistem informasi (misalnya: Divisi Sistem Informasi, Direktorat Manajemen Sistem Informasi, Unit Perencanaan Sistem Informasi, dan lain-lain), namun pada proses penyusunannya akan melibatkan hampir seluruh unit organisasi yang ada. Kenyataan ini sangatlah logis mengingat sistem informasi merupakan kumpulan dari berbagai komponen-komponen organisasi yang terkait satu dengan lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk mengumpulan, menciptakan, mengorganisasikan, dan mendistri-busikan informasi kepada mereka yang membutuhkan.


Paradigma Kerangka MSIK
Secara struktur logika, paradigma kerangka konsep pengembangan MSIK terdiri dari 5 (lima) bagian utama, masing-masing adalah:
  1. Peranan Strategis Sistem Informasi
  2. Definisi Kebutuhan Sistem Informasi
  3. Spesifikasi Teknis Sistem Informasi
  4. Strategi Manajemen Sistem Informasi
  5. Manajemen Proyek Sistem Informasi

Peranan Strategis Sistem Informasi – merupakan bagian pendahuluan dari dokumen yang pada dasarnya merupakan jembatan penghubung atau benang merah antara corporate business plan dengan MSIK. Dalam bagian ini terlihat secara jelas posisi strategis MSIK dalam kerangka strategi bisnis perusahaan. Perlu dipahami bahwa belum tentu sistem informasi dalam perusahaan di industri sejenis memiliki peranan yang sama karena pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi dan obyektif bisnisnya masing-masing

Kerangka_konsep_pengembangan_SIK.jpg


Definisi Kebutuhan Sistem Informasi – merupakan bagian yang secara detail mendefinisikan sistem informasi seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan terkait. Hal ini sangat perlu untuk dikemukakan mengingat setiap perusahaan sifatnya unik, sehingga kebutuhan spesifiknya terhadap sistem informasi pasti berbeda dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Harap diperhatikan bahwa untuk perusahaan yang telah memiliki sistem informasi, perlu didefinisikan sistem apa saja yang telah berjalan dan bagaimana kinerjanya.


Spesifikasi Teknis Sistem Informasi – merupakan bagian yang mendefinisikan spesifikasi teknis dari berbagai komponen sistem informasi berdasarkan kebutuhan yang telah didefinisikan sebelumnya. Karena komponen utama dari sebuah sistem informasi adalah teknologi informasi – disamping proses dan sumber daya manusia – maka mayoritas dari bagian ini akan membahas berbagai komponen teknologi informasi yang dibutuhkan. Untuk perusahaan yang telah memiliki sejumlah komponen teknologi informasi seperti aplikasi, database, perangkat keras, dan jaringan, perlu dikaji seberapa jauh keberadaannya telah memenuhi kebutuhan perusahaan.


Strategi Manajemen Sistem Informasi – merupakan bagian yang menjelaskan bagaimana mekanisme perusahaan dalam usahanya untuk mengelola seluruh sumber daya terkait dengan pengembangan sistem informasi yang ada, terutama yang berhubungan dengan proses perencanaan, pembangunan, penerapan, dan pengawasan. Aspek ini sangat terkait dengan keberadaan sebuah struktur tim implementasi yang akan bertanggung jawab untuk menyusun strategi yang tepat agar pemenuhan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi yang ada dapat secara efektif terpenuhi.


Manajemen Proyek Sistem Informasi – merupakan bagian yang memperlihatkan seluruh portfolio proyek sistem informasi beserta rencana pembangunannya berdasarkan tata kala waktu yang ada (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang). Bagian ini dikatakan lengkap jika dikembangkan dengan menggunakan standar baku manajemen proyek seperti misalnya berpedoman pada standar PMBOK (Project Management Body of Knowledge) yang menekankan pentingnya diperhatikan 9 (sembilan) buah aspek proyek atau knowledge areas yaitu masing-masing: ruang lingkup, kualitas, biaya, waktu, sumber daya manusia, material, komunikasi, resiko, dan integrasi.


Peranan Strategis Sistem Informasi
Obyektif dari bagian ini adalah untuk menentukan posisi sistem informasi seperti apa yang diharapkan oleh perusahaan. Pembahasan dimulai dengan ditampilkannya visi, misi, obyektif, critical success factors, key performance indicators, dan berbagai informasi strategis lainnya terkait dengan perusahaan, yang secara mudah dapat diperoleh dari dokumen corporate business plan. Berdasarkan informasi tersebut, ditentukanlah secara eksplisit peranan dan fungsi sistem informasi di dalam kerangka strategis bisnis perusahaan. Untuk membantu proses ini, seringkali diper-gunakan sejumlah teori atau konsep sebagai alat bantu, seperti misalnya: Michael Porter’s Value Chain, Robert Kaplan’s Balanced Scorecard, Cap Gemini’s Strategic Distinction Model, Michael Porter’s Five Forces, Warren McFarlan’s Strategic Matrix, Boston Consulting Group’s Strategic Matrix, dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah terlepas dari dipergunakannya berbagai pendekatan yang ada, perusahaan harus mampu merumuskan aspek 4W-1H dari sistem informasi terkait (What, Why, Where, When, dan How).




Definisi Kebutuhan Sistem Informasi
Sebelum perusahaan melakukan kajian detail terhadap kebutuhan sistem informasinya, perlu disepakati terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang merupakan sub-sistem dari sistem informasi yang ingin dibangun. Paling tidak terdapat 5 (lima) komponen penting yang harus dikaji secara mendalam, masing-masing adalah:
  • Elemen Obyektif;
  • Elemen Aktivitas;
  • Elemen Data;
  • Elemen Manusia; dan
  • Elemen Teknologi.
Elemen Obyektif adalah elemen yang berkaitan dengan beragam tujuan dari dibangunnya sistem informasi perusahaan. Perlu diingat bahwa sistem informasi merupakan alat bantu manusia untuk menjalankan aktivitasnya. Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa di dalam kerangka mikro dan makro perusahaan, terdapat berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) yang masing-masing memiliki perspektif kebutuhan yang berbeda terhadap sistem informasi yang akan dibangun. Terhadap masing-masing kelompok stakeholder ini perlu dikaji secara utuh dan menyeluruh harapan dari masing-masing mereka – baik individu maupun kelompok – terhadap sistem informasi yang akan dibangun. Banyak cara dan teknis yang dapat dipergunakan untuk mengelompokkan para stakeholder ini; biasanya akan lebih mudah jika dilihat dari posisi formal masing-masing mereka terhadap perusahaan (misalnya: internal vs. eksternal, atau langsung vs. tidak langsung, atau umum vs. khusus dan lain sebagainya). Perlu diperhatikan kenyataan bahwa antara satu stakeholder dan lainnya seringkali terlihat adanya konflik antar obyektif yang diinginkan. Pada kondisi ini perlu diadakan sebuah sesi workshop untuk membahas hal tersebut.



Elemen Aktivitas adalah elemen yang berkaitan dengan sejumlah rangkaian proses yang terjadi di dalam perusahaan. Telah diketahui bersama bahwa setiap perusahaan pasti memiliki produk dan/atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Dan sehubungan dengan hal itu, dikembangkanlah sejumlah rangkaian proses penciptaan produk dan jasa tersebut. Rangkaian proses inti ini (core processes) beserta sejumlah proses pendukungnya (supporting processes) perlu dikaji dan dipelajari dengan baik. Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam rangka pemetaan elemen aktivitas ini. Pertama adalah kenyataan bahwa masing-masing proses akan membutuhkan data dan informasi spesifik sebagai bagian dari sumber daya masukan (input) yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran (output) tertentu. Kedua adalah kebutuhan manajemen terhadap informasi yang berkaitan dengan aktivitas pengawasan kinerja dari proses terkait. Dan ketiga adalah perlunya informasi sebagai medium komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi antara sejumlah proses yang telah didefinisikan tersebut. Pada tahap berikutnya kelak, definisi proses ini akan menjadi cikal bakal dalam penentuan modul-modul perangkat lunak aplikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pendefinisian, pengkajian, dan pemetaan terhadap sejumlah rangkaian proses tersebut diistilahkan sebagai process mapping. Adapun tingkat kedalaman proses yang dipetakan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan pemetaan ini selain untuk mengetahui proses yang terjadi di perusahaan, juga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kinerja proses melalui pemanfaatan sistem dan teknologi informasi. Dengan adanya teknologi tersebut, maka proses-proses yang ada dapat diperbaiki kinerjanya karena terjadinya eliminasi, simplifikasi, integrasi, dan otomatisasi melalui pemanfaatan teknologi informasi.



Elemen Data adalah elemen yang berkaitan dengan karakteristik data sebagai bahan baku sumber daya informasi dan pengetahuan (knowledge). Setiap aktivitas atau proses manajemen, baik yang sifatnya strategis maupun operasional, membutuhkan beragam informasi untuk proses pengambilan keputusan. Pada bagian ini perlu dikaji properties dari data dan/atau informasi yang dibutuhkan oleh top level management, middle level management, dan low level management, terutama yang berkaitan dengan: sumber data, tingkat kedala-man data, tipe data, relasi antar data, volume data, frekuensi pengolahan data, kebutuhan kecepatan data, keamanan data, dan hal-hal terkait lainnya. Hasil kajian data dan informasi pada tahap ini akan sangat menentukan pada proses penentuan struktur dan sistem manajemen basis data (database) di tahap selanjutnya. Dalam kaitan ini perlu diingat dua hal pokok, terkait dengan fungsi strategis dari data bagi perusahaan. Hal pertama terkait dengan pemahaman bahwa data merupakan salah satu faktor produksi penting di dalam proses manajemen, dan hal kedua merupakan pemahaman bahwa data merupakan bahan baku dari terbentuknya sebuah informasi dan pengetahuan (knowledge) sebagai asset berharga perusahaan.



Elemen Manusia adalah elemen yang berkaitan dengan proses manajemen sumber daya manusia di dalam perusahaan, terutama yang berkaitan dengan struktur tugas dan tanggung jawabnya, serta relasi di antara masing-masing individu seperti yang biasa tercermin di dalam struktur organisasi perusahaan. Adalah merupakan hal yang mutlak untuk melakukan kajian terhadap struktur organisasi ini karena beberapa pertimbangan khusus. Pertama adalah suatu kenyataan bahwa sistem informasi semata-mata adalah alat bantu dari mereka yang berada di dalam struktur organisasi untuk melakukan pekerjaannya masing-masing. Kedua adalah untuk mempelajari bahwa aliran informasi di dalam perusahaan terjadi secara lintas fungsi (sektoral) sehingga harus benar-benar dipelajari hubungan atau keterkaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya yang masing-masing tentu saja dikendalikan oleh individu yang berbeda.



Elemen Teknologi adalah elemen yang berkaitan dengan kebutuhan perusahaan terhadap berbagai alat bantu teknis (tidak hanya terbatas pada teknologi informasi semata) untuk membantu mereka dalam proses penciptaan beragam produk dan jasa yang ada. Sejumlah teknologi yang dilibatkan dalam proses produksi ini harus dianalisa kebutuhannya mengingat dewasa ini kebanyakan teknologi tersebut telah memiliki sejumlah fitur berbasis digital, sehingga kelak dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam sebuah sistem informasi korporat yang terpadu. Kebutuhan akan teknologi yang didefinisikan pada tahap ini juga menyinggung masalah spesifikasi atau target kinerja yang diharapkan, seperti misalnya: fitur atau fasilitas teknis yang tersedia, standar yang dipergunakan, acuan kualitas yang diharapkan, kisaran harga, dan lain sebagainya. Perlu pula dikaji berbagai teknologi yang telah dipergunakan perusahaan dan bagaimana kinerjanya selama ini.


Spesifikasi Teknis Sistem Informasi
Kebutuhan sistem informasi yang telah didefinisikan pada bagian sebelumnya pada dasarnya merupakan sebuah aspek demand dari perusahaan terhadap teknologi informasi yang ingin dibangun. Dengan secara sungguh-sungguh mempelajari hasil kajian kebutuhan tersebut, perusahaan dapat selanjutnya menentukan spesifikasi teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sebagai sebuah aspek supply, teknologi informasi yang dibangun harus memiliki keterkaitan yang erat dengan kelima buah elemen yang telah dikaji sebelumnya [13].



Elemen Obyektif yang telah didefinisikan pada dasarnya akan menentukan tipe pengguna atau user dari sistem informasi. Dalam era internet dewasa ini, secara fisik para pengguna sistem informasi dapat tersebar di berbagai lokasi geografis yang berbeda, namun menyatu di dalam dunia maya. Oleh karena itu seluruh stakeholder terkait dengan bisnis perusahaan yang akan menjadi pengguna aktif maupun pasif dari sistem informasi harus dianalisa keberadaan dan keinginannya agar dapat dipersiapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi mereka tersebut. Identifikasi terhadap seluruh user ini juga perlu dipergunakan untuk keperluan penghitungan biaya licensing yang kelak perlu dikeluarkan perusahaan untuk pemakaian perangkat lunak aplikasi maupun program tertentu agar tidak terjadi pelanggaran hak cipta intelektual.



Elemen Aktivitas yang telah dipetakan ke dalam sejumlah proses inti dan penunjang pada tahap terdahulu akan menjadi panduan manajemen dalam menentukan modul-modul aplikasi apa saja yang dibutuhkan dan perlu dikembangkan. Terhadap portofolio aplikasi tersebut, biasanya akan ditetapkan mana saja aplikasi yang harus dibeli secara utuh (package implementation), dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan (tailor-made application), atau yang harus dikembangkan sendiri secara internal (custom development). Disamping itu, perusahaan perlu pula mendefinisikan hubungan keterkaitan antara seluruh modul yang ada agar terlihat secara menyeluruh struktur dari sistem informasi korporat terpadu. Adalah merupakan suatu keharusan bagi sebuah perusahaan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan kerangka arsitektur aplikasi dari sistem informasi yang akan dibangun, lengkap dengan komponen dan keterkaitannya.



Elemen Data yang telah dideskripsikan secara lengkap akan menentukan spesifikasi dan struktur dari sistem basis data yang perlu dikembangkan. Pada bagian ini perlu diperlihatkan bagaimana arsitektur dari sistem basis data perusahaan, menyangkut isu-isu seputar: sistem sentralisasi vs. desentralisasi, sistem online vs. offline, sistem real-time atau replikasi, dan lain sebagainya. Perlu pula disampaikan pada bagian ini bagaimana teknologi akan menjamin terciptanya dan terjaganya kualitas data dan informasi yang dihasilkan. Seperti halnya aplikasi, dalam bagian ini perlu digambarkan kerangka arsitektur sistem basis data perusahaan yang ingin dibangun, lengkap dengan karakteristik, komponen, dan relasi antara komponen data tersebut.



Elemen Manusia yang merupakan deskripsi dari struktur organisasi perusahaan akan memiliki keterkaitan yang erat dengan jenis sistem operasi topologi jaringan yang akan diterapkan. Untuk perusahaan-perusahaan raksasa atau berskala menengah ke atas, selain mencerminkan hubungan keterkaitan antar manusia di dalam organisasi perusahaan, biasanya akan terlihat pula di dalam struktur organisasi hubungan antara berbagai entiti bisnis yang ada, seperti misalnya antara holding company dengan sejumlah anak perusahaan atau strategic business unit-nya. Tidak menutup kemungkinan pula perusahaan akan secara utuh membangun teknologi jaringannya secara lengkap, yaitu yang menyangkut pembentukan jejaring berbasis intranet, internet, dan ekstranet.



Elemen Teknologi di dalam kerangka masterplan ini akan berisi spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem informasi terkait. Perangkat keras yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada komputer, jaringan, dan perangkat periperals lainnya, tetapi menyangkut pula spesifikasi infrastruktur teknologi informasi yang dibutuhkan. Biasanya untuk hal yang terakhir ini akan menyangkut kerja sama dengan sejumlah penyedia jasa (provider) telekomunikasi dan teknologi informasi. Sejumlah diagram teknis perlu diperlihatkan untuk menggambarkan aristektur dari infrastruktur dan jaringan komputer yang akan dibangun oleh perusahaan.


Strategi Manajemen Sistem Informasi
Setelah aspek demand dan supply dari sistem informasi telah dibahas dan dijabarkan, bagian selanjutnya yang sangat perlu untuk dipresen-tasikan adalah bagaimana strategi manajemen perusahaan untuk dapat mempertemukan demand dan supply di atas dalam arti kata merancang strategi pembangunan dan pengelolaan sistem yang dimaksud [14]. Berdasarkan kelima elemen terkait, aspek pengelolaan atau manajemen sistem informasi secara prinsip dapat pula dipisahkan menjadi lima kelompok besar.


Kelompok pertama berkaitan dengan strategi mengelola user atau stakeholder dari sistem informasi, baik yang internal maupun eksternal, terutama terkait dengan harapan atau ekspektasi mereka terhadap kebutuhan akan sistem informasi. Perlu dipahami bahwa dinamika bisnis yang sedemikan tinggi dalam era globalisasi saat ini sangat berpengaruh terhadap bisnis perusahaan. Adalah merupakan hal yang biasa bahwa perubahan terhadap kebutuhan akan informasi akan selalu terjadi dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan kenyataan ini, perusahaan harus memiliki mekanisme untuk dapat selalu menangkap dinamika perubahan ekspektasi user terhadap fungsi dan peranan sistem informasi maupun sejumlah sub-sistemnya. Ada banyak cara yang dapat dipergunakan, misalnya dengan dibentuknya Users Council atau Dewan Perwakilan Pengguna yang secara berkala bertemu dan berkumpul untuk mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan baru.


Kelompok kedua berkaitan dengan strategi mengelola beraneka ragam perangkat lunak aplikasi yang terdapat di dalam perusahaan agar keseluruhannya selain dapat berfungsi dengan baik, terjamin hubungan keterkaitan satu dengan lainnya di dalam sebuah arsitektur aplikasi yang holistik, terpadu, dan terintegrasi. Bukanlah merupakan suatu rahasia lagi bahwa hampir di setiap perusahaan terlihat adanya fenomena islands of applications (kepulauan aplikasi) yang sporadis dan tidak secara baik berhubungan satu dengan lainnya (dilihat dari aspek kualitas integrasi). Terhadap kondisi ini, perusahaan harus mampu untuk ”mengintegrasikan” seluruh aplikasi agar tidak terjadi permasalahan yang dapat mengurangi kinerja dari sistem secara keseluruhan. Adalah merupakan tugas dari manajemen perusahaan untuk menjamin bahwa setiap aplikasi yang ada telah memenuhi sejumlah standar baku kualitas perangkat lunak. Misalnya dengan melakukan pengukuran kualitas dengan mempergunakan Faktor McCall seperti Product Operations, Product Revision, dan Product Transition, yang kemudian dapat dilengkapi dengan sejumlah Metrics dan Quality Factors [15]. Terkait pula dalam bagian ini strategi manajemen perusahaan dalam melakukan kerjasama dengan pihak ketiga seperti misalnya vendor atau software house


Isu-isu semacam pengalihdayaan (outsourcing) atau kemitraan strategis (strategic alliances) merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan mekanismenya [16].

Kelompok ketiga berkaitan dengan strategi mengelola sistem basis data atau yang biasa disebut sebagai DBMS (DataBase Management System). Seperti halnya aplikasi, fenomena islands of database (kepulauan basis data) juga kerap terjadi di dalam sebuah perusahaan. Adalah merupakan tugas dari perusahaan untuk dapat membangun suatu mekanisme kontrol dan pengawasan agar keseluruhan data dan informasi yang merupakan aset berharga tersebut dapat dijaga kualitas content-nya maupun keterkaitan satu dengan lainnya. Manajemen perusahaan harus mampu menyediakan seluruh stakeholder-nya data dan informasi yang memenuhi standar kualitas, seperti: relevant, clear, timely, accurate, sufficient, reliable, targeted, dan worthwhile.


Kelompok keempat berkaitan dengan proses pengelolaan jejaring perusahaan. Tiga domain jaringan yang merupakan
backbone dari sistem informasi yaitu intranet, internet, dan ekstranet pada dasarnya menghubungkan sejumlah komponen dan entiti bisnis dari sebuah perusahaan yang tersebar secara geografis di sejumlah tempat. Mengelola sejumlah orang dalam struktur jejaring yang kompleks tersebut membutuhkan sebuah mekanisme tersendiri. Obyektifnya cukup jelas, yaitu menjaga agar seluruh jaringan yang ada dapat berfungsi selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, sehingga tidak ada aktivitas bisnis perusahaan yang terganggu.


Kelompok kelima berkaitan dengan pengelolaan aset perangkat keras dan infrastruktur jaringan. Tantangan terbesar di dalam mengelola sumber daya ini adalah kenyataan akan cepatnya teknologi mikroprosesor yang menjadi jantung komputer beserta sejumlah teknologi digital lainnya. Perusahaan biasanya berada di dalam dilema apakah harus membeli atau menyewa sejumlah perangkat teknologi tersebut yang hampir setiap tahun diproduksi versi barunya. Jika aplikasi dan basis data adalah merupakan sumber daya digital yang tidak terlihat fisiknya, perangkat keras dan teknologi pendukungnya ini adalah merupakan aset fisik yang harus benar-benar dipelihara agar tidak merugikan perusahaan terutama dipandang dari segi finansial.


Manajemen Proyek Sistem Informasi
Setelah tiga bagian terdahulu secara jelas dan gamblang mendiskripsikan arsitektur kelima elemen sistem informasi, pada bagian terakhir dokumen MSIK disusunlah jadwal action plan-nya. Terhadap masing-masing komponen atau modul atau sub-sistem di dalam sistem informasi pada setiap elemen, direncanakanlah tata kala waktu pengembangannya. Biasanya durasi pengembangan proyek dibagi menjadi tiga tata kala waktu, yaitu untuk jangka pendek (0-2 tahun), jangka menengah (2-5 tahun), dan jangka panjang (di atas lima tahun). Dalam kaitan ini manajemen perlu untuk memetakan modul-modul sistem informasi ke rencana pengembangannya berdasarkan tiga tata kala waktu tersebut berdasarkan asas kepentingan, prioritas, kritikalitas, dan urgensitas.


Pada dasarnya, setiap modul yang akan dibangun harus diperlakukan sebagai sebuah proyek independen, agar pengembangannya dapat dengan mudah dilakukan, dikontrol, dan dievaluasi. Untuk keperluan tersebut ada baiknya jika terhadap masing-masing proyek pengembangan modul yang ada dijelaskan aspek utama dari manajemen proyek, yaitu menyangkut paling tidak aspek ruang lingkup, kualitas, durasi, dan perkiraan biaya (agar perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya finansialnya pada proses penganggaran).


Hal selanjutnya yang perlu dikemukakan pada bagian akhir dari dokumen MSIK ini adalah pembentukan tim yang akan mengekseskusi semua perencanaan yang telah dibuat tersebut, lengkap dengan peranan, fungsi, serta tugas dan tanggung jawab dari masing-masing individunya (tentu saja dikemukakan pula profil kompetensi dan keahlian dari setiap individu yang dibutuhkan). Alasan perlu dibentuknya tim ini adalah karena terkadang menyerahkan eksekusi tersebut kepada tim internal dari unit atau divisi sistem informasi saja tidak cukup karena sifat pengembangan sistem informasi yang lintas fungsi atau sektoral. Perlu pula dipikirkan suatu bentuk tim agar proses sosialisasi dan eksekusi masterplan dapat secara efektif dilakukan.


Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dibahas dalam MSIK adalah mekanisme yang berkaitan dengan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan MSIK tersebut, terutama yang berkaitan dengan aspek manajemen dan governance-nya. Perusahaan harus dapat mengukur apakah kebijakan yang dibuat selama ini – yang berkaitan dengan sistem informasi – telah benar-benar mendukung terbentuknya lingkungan yang kondusif agar semua perencanaan yang dipaparkan dalam MSIK dapat terwujud. Contohnya adalah dengan menerapkan konsep maturity level (tingkat kematangan) sistem sebagai landasan berpijak dalam pengukuran keberhasilan dan penyusunan kebijakan dengan berpegang pada metodologi COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) [18]. Dalam kerangka ini, setiap perusahaan dikatakan berhasil menerapkan sistem informasinya secara efektif jika tingkat kematangannya naik dari waktu ke waktu ke posisi yang lebih tinggi. COBIT merupakan sebuah mekanisme pengukuran kinerja sistem informasi berbasis proses, yaitu menyangkut hal-hal berkaitan dengan: planning and organisation, acquisition and implementation, delivery and support, serta monitoring.


Kunci Sukses Implementasi MSIK
Sebuah perencanaan yang baik tidak ada artinya sama sekali jika tidak disertai dengan proses eksekusi yang efektif. Terkait dengan hal ini, terdapat sejumlah kunci sukses yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar pengembangan sistem informasi dalam masterplan tersebut dapat dilakukan dengan baik [19], yaitu:
  • Adanya komitmen dari pimpinan puncak perusahaan atau manajemen untuk melaksanakan secara penuh seluruh butir-butir perencanaan yang telah termaktub di dalam MSIK;
  • Dibentuknya tim implementasi yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi dan keahlian untuk memahami dan melaksanakan seluruh pekerjaan pengembangan sistem informasi yang telah disusun dalam MSIK;
  • Keberhasilan dalam proses mensosialisasikan MSIK tersebut ke seluruh jajaran manajemen dan karyawan dalam usaha untuk mendapatkan dukungan untuk melaksanakan berbagai proyek pengembangan sistem informasi yang ada;
  • Kemampuan manajemen dan tim implementasi MSIK dalam membangun kerjasama dengan pihak ketiga – seperti konsultan, vendor, pemasok (suppliers), dan mitra bisnis lainnya – dalam usaha bersama untuk mensukseskan setiap proyek pengembangan sistem informasi; dan
  • Kesediaan untuk selalu melakukan evaluasi dan usaha perbaikan terhadap setiap kegagalan yang terjadi di dalam usaha untuk menerapkan perencanaan yang terdapat di dalam MSIK.

Penutup
MSIK pada dasarnya bukanlah merupakan sebuah dokumen yang sempurna, dalam arti kata pasti akan terjadi perubahan pada pelaksanaannya sejalan dengan dinamika perkembangan bisnis dan perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada baiknya jika diterapkan unsur versi pada setiap dokumennya. Dengan kata lain, jika terdapat perubahan kecil (minor) ataupun besar (major), dapat terlihat pada format versi dokumen terkait (misalnya: versi 2.3, dimana angka 2 menyatakan perubahan major kedua, dan angka 3 menyatakan adanya perubahan minor ketiga kalinya). Pada akhirnya, MSIK hanyalah merupakan suatu dokumen yang tidak ada artinya sama sekali jika tidak diterapkan isinya. Komitmen dari pimpinan perusahaan sangat diperlukan di sini, mulai dari terselenggaranya proses sosialisasi yang efektif sampai dengan proses pengawasan dan evaluasi yang baik.
 

BuSiNeSs oF STRaTeGy Copyright © 2009 vio design is Designed by office vio